Pages

Monday, March 16, 2009

rehat sebentar bersama mangga.



assalamualaikum wbt.
i.allah..sedikit ole-ole buat renungan kita bersama.

Bibit Mangga

Suatu hari, Ada seorang pemuda sedang berlibur(cuti) ke rumah neneknya di desa.. Saat tiba di sana, setelah melepas rindu dan beristirahat sejenak, neneknya menghidangkan sepiring irisan buah mangga yang menggiurkan warna dan aromanya.

"Wah, mangganya harum dan manis sekali nek, sedang musim ya. Saya sudah lama sekali tidak menjenguk nenek, sehingga tidak tahu kalau nenek menanam pohon mangga yang berbuah lebat dan seenak ini rasanya" ujar si pemuda sambil terus melahap mangga itu.


dengan tersenyum nenek menjawab, "makanya, sering-sering lah menjenguk nenek, nenek rindu cucu nenek yang nakal dulu. Pohon mangga itu sebenarnya bukan nenek yang menanam. Kamu mungkin lupa, waktu kecil dulu, setelah menyantap buah mangga, kamulah yang bermain melempar-lempar biji mangga yang telah kamu makan. Nah, ini hasil kenakalanmu itu, telah bertumbuh menjadi pohon mangga dan sekarang sedang kau nikmati buahnya"


"Sungguh nek? Buah mangga ini hasil kenakalan waktu kecilku dulu yang tidak disengaja? Wah, hebat sekali. Aku tidak merasa pernah menanam, tetapi hasilnya tetap bisa aku nikmati setelah sekian tahun kemudian, benar-benar sulit dipercaya" si pemuda tertawa gembira sambil menyantap dengan nikmat mangga dihadapannya.


Nenek melanjutkan berkata, "Cucuku, walaupun engkau tidak sengaja melempar biji mangga di halaman itu, tetapi bila tanah lahannya subur dan terpelihara, dia tetap akan bertumbuh. Dan sesuai hukum alam, saat musim buah tiba, dia pasti akan berbuah. Sedangkan rasa buahnya manis atau tidak adalah sesuai dengan bibit yang kita tanam".


Malam hari, si pemuda merenungkan percakapan dengan neneknya. Karena merasa penasaran, diambilnya biji buah mangga sisa di meja dan dibelahnya menjadi 2, dia ingin tahu sebenarnya apa yang ada di dalam biji buah mangga itu sehingga bisa menghasilkan rasa manis yang membedakan dengan biji buah mangga yang lain. Ternyata dia tidak menemukan perbedaan apapun. Melihat tingkah si cucu.


sang nenek menyela "Cucuku, semua biji buah, tampaknya dari luar sama semua. Tetapi sesungguhnya, unsur yang ada di setiap biji buah itu berbeda, perbedaan itulah yang akan menghasilkan rasa, aroma dan warna setiap pohon mangga berbeda pula. Semuanya tergantung inti buahnya. Cucuku, Demikian pula dengan manusia, tampak luar, setiap manusia adalah sama tetapi yang menentukan dia bisa berhasil atau tidak adalah kualitas unsur-unsur yang ada di dalamnya. Nah, ternyata alam mengajarkan banyak kepada kita. Bila ingin hasil yang baik, harus memiliki unsur kualitas yang baik pula, apakah kamu mengerti?". "Terima kasih nek, saya sungguh bersyukur memutuskan datang kesini, semua ucapan nenek akan saya jadikan bekal untuk lebih giat belajar dan membenahi diri agar hidup saya lebih berkualitas" . Ucapnya sambil memeluk tubuh rapuh sang nenek.



Ikhwah dan akhawat yang luar biasa…


Hukum alam pada kisah nenek dan cucunya tadi mengajarkan pada kita 2 hal.


1. Apa yang telah kita tabur, entah disengaja atau tidak, diingat atau dilupakan, entah kapan pun juga. Hukum alam mengajarkan, apa yang kita tanam kita pasti akan menuai hasilnya.


2. Bahawa manusia mempunyai kemiripan dengan inti biji buah mangga, tampak luar sama, tetapi kualitas unsur yang ada di dalam inti buahnya yang membedakan rasa, aroma dan warna si buah mangga. Demikian juga dengan manusia, Kualitas mental yang didalamlah yang membedakan dan menentukan keberhasilan manusia di masa depan.


Mari kita perbaiki sikap, perhalus budi pekerti, jaga kebersihan hati dan selalu menggali potensi diri agar kesuksesan sejati bisa kita nikmati suatu hari nanti.


Sumber: Bibit Mangga oleh Andrie Wongso


ikhwah dan akhawat yang ana kasihi dan cintai sekalian..ketahuilah dan sedarilah bahawa di setiap diri antum itu terdapat potensi yang boleh membantu dalam kerja kita..namun..hanya kita sahaja yang masih belum menggilapnya..sinarkan ia kembali!..

ingatlah..bukan ustz norma yang memilih antum dalam jalan ini...apatah lagi ustz kamaliah..akan tetapi Allah lah yang memilih antum untuk bekerja dalam medan yang tidak pernah direntang dengan karpet merah..moga terus thabat.

seposen dari ana,

adul.

4 comments:

Anonymous said...

bagus, cerita yang mempunyai analogi baru.

Unknown said...

jadi la apaapa pun asalakan kita dapat memberi faedah untuk semua.tak kira la banyak@sikit.paling kurang istiqamah.kita beri terbaik dalam apaapa post yang kita pegang@kita expert.hu.semangat!

Anonymous said...

masyaAllah.
analoginya menarik bangatttt!

Unknown said...

suka beranalogi tapi tak reti buat sendiri.haha.