Pages

Tuesday, August 25, 2009

takut?

"Ana tak boleh jadi dai'e akh, ana tak cukup ilmu lagi"

"Eh kerja-kerja dakwah tu, kerja ustaz-ustaz, kita orang biasa ni duduk diam-diam sudahlah, nanti kalau salah kita juga berdosa"

Bukanlah mengatakan yang saya ini sangat berpengalaman dalam bidang dakwah tetapi alasan sebegini sudah banyak sekali saya dengar, malah jawapan yang sama boleh kita dengar daripada mereka yang mengikuti usrah bertahun-tahun.

Kali pertama saya dengar, hancur luluh hati saya dibuatnya namun apabila ditimpa dengan jawapan yang sama berulang kali menyebabkan saya berfikir sendiri. Mungkin sebenarnya ini satu ketakutan yang kita sama alami, satu masalah yang kita sama hadapi.

Setiap daripada kita punya kelemahan sendiri; tidak pandai bercakap dihadapan orang ramai, tidak tahu mengambil hati orang lain, tidak pandai memimpin, tidak punya ilmu agama yang cukup. Senaraikanlah, sampai penuh artikel ini pun belum tentu habis lagi.

Inilah bayang-bayang yang kita bawa dari kecil lagi dan akhirnya membesar bersama-sama dengan kita. Lebih teruk, kalau-kalau ia menjadi lebih sihat daripada kita.

Ketakutan adalah fitrah, satu perasaan yang ada dalam setiap manusia. Kalau ketakutan sudah menjadi terlalu kritikal, kita namakannya sebagai phobia. Tahap kita mampu untuk menguruskannya juga berbeza-beza. Ada orang menganggapnya masalah kecil, ada yang hingga menyebabkannya tidak tidur malam, ada juga yang diburu dengan ketakutannya seumur hidupnya.

Maka untuk itu, Islam tidak pernah sesekali menafikan perasaan tersebut namun apa yang diberikan oleh agama ini adalah satu resolusi bagaimana hendak menghadapinya.

Perhatikan bagaimana Allah berkata dengan kita tentang ketakutan,serahkah rasa itu pada Allah, gantikan dengan penuh rasa berharap dengan Allah, tukarkan dengan keyakinan bahawa Allah itu mengetahui, Allah itu mengasihani dan Allah itu Maha Mendengar dan Mengetahui isi hati hambanya.

"Dan rahsiakanlah kata-katamu atau nyatakanlah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala rasa isi hati" (Maksud Firman Allah-Al Mulk 67:17)

Atau tatapi sahaja tiga surah terakhir Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas, penuh dengan rasa keterikatan kita dengan Allah dan jaminan penuh pelindungan dari Allah.

Bergantung harap pada Allah tidak pernah menjadikan kita lemah. Lihat sahaja hasilnya pada sahabat-sahabat Rasullah, berperang, menyebarkan Islam dengan entah berapa rendah kebarangkaliannya, dengan entah berapa tinggi peratus mustahilnya.

Maka, jangan takut melangkah. Langkah pertama untuk menjadi tuan kepada bayang-bayang kita adalah dengan menghadapinya. Kalau anda tidak tahu bercakap di hadapan khayalak ramai, maka mulakan dengan bercakap dalam kelompok kecil dahulu. Kalau anda tidak tahu berkomunikasi dengan orang ramai, mulakan dahulu dengan sahabat anda sendiri. Tawarkan diri mengedalikan aktiviti-aktiviti sesama ikhwah. Dalami lebih banyak ilmu. Beritahu masalah anda dengan murabbi masing-masing. Dakwah, Usrah dan Halaqah kita ini bukan semata-mata aktiviti persatuan, mendengar pengisian setiap minggu. Tapi ini cara hidup kita, cara hidup yang menjadikan kita manusia yang lebih boleh bermanfaat kepada ummahnya. Ini cara kita membentuk modal insan atau 'human resource' kepada komuniti kita.

Jadi satu-satunya cara untuk menghadapi bayang-bayang kita sendiri bukannya menutup cahaya sumber panduan kita, bukan juga dengan lari daripadanya. Tetapi adalah berdiri tegap, mata tetap ke hadapan. Anda belum tentu selamat kalau anda berdiam diri, tetapi kalau anda bergerak, anda boleh boleh melakukan banyak benda dan satu perkara perlu diingat:

"Maka akan Kami mudahkan jalan ke arah kebahagiaan" (Maksud firman Allah-Al Lail 92:7)



Monday, August 24, 2009

Hadis-Hadis dhaif yang tersebar ketika Ramadan

Bismillah,

tadi, ana buka web site http://eramuslim.com.

Ternampak pula tajuk, "Hadis-hadis Dha'if yang Tersebar Seputar Ramadhan"
Nampak menarik.
Lagipun, ana teringin nak tambah ilmu agama tentang hadis juga.
Jadi...
Cursor ana gerakkan ke arah tajuk itu dan klik.
Bila baca , agak terkejut juga . Tak sangka. Betul-betul tak sangka.

Apa yang ana baca, ye...
hmm...ana dah copy paste dari web tu, silalah baca...




Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla telah menetapkan sunnah Nabi secara adil, (untuk) memusnahkan penyimpangan orang-orang sesat dari sunnah, dan mematahkan takwilan para pendusta dari sunnah dan menyingkap kepalsuan para pemalsu Sunnah. Sejak bertahun-tahun sunnah telah tercampur dengan hadits- hadits dhaif, dusta, diada-adakan atau lainnya. Hal ini telah diterangkan oleh para imam terdahulu dan ulama salaf dengan penjelasan dan keterangan yang sempurna.

Kami menilai perlunya dibawakan pasal ini pada kitab kami, karena adanya sesuatu yang teramat penting yang tidak diragukan lagi sebagai peringatan bagi manusia, dan sebagai penegasan terhadap kebenaran, maka kami katakan:

Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla telah menetapkan sunnah Nabi secara adil, (untuk) memusnahkan penyimpangan orang-orang sesat dari sunnah, dan mematahkan takwilan para pendusta dari sunnah dan menyingkap kepalsuan para pemalsu Sunnah. Sejak bertahun-tahun sunnah telah tercampur dengan hadits- hadits dhaif, dusta, diada-adakan atau lainnya. Hal ini telah diterangkan oleh para imam terdahulu dan ulama salaf dengan penjelasan dan keterangan yang sempurna.

Orang yang melihat dunia para penulis dan para pemberi nasehat akan melihat bahwa mereka -kecuali yang diberi rahmat oleh Allah- tidak memperdulikan masalah yang mulia ini walaupun sedikit perhatianpun, walaupun banyak sumber ilmu yang memuat keterangan yang shahih yang menyingkap yang bathil. Maksud kami bukan membahas dengan detail masalah ini, serta pengaruh yang akan terjadi pada ilmu dan manusia, tapi akan kita cukupkan sebagian contoh yang baru masuk dan mashyur di kalangan manusia dengan sangat masyhurnya, hingga tidaklah engkau membaca makalah atau mendengar nasehat kecuali hadits-hadits ini -sangat disesalkan- menduduki kedudukan yang tinggi. (Ini semua) sebagai pengamalan hadits: “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat…” (riwayat Bukhari 6/361), dan sabda beliau: “Agama itu nasehat…”(riwayat Muslim no.55)

Maka kami katakan wabillahi taufiq:

Sesungguhnya hadits-hadits yang tersebar di masyarakat banyak sekali, hingga mereka hampir tidak pernah menyebutkan hadits shahih -walau banyak- yang bisa menghentikan mereka dari menyebut hadits dhaif. Semoga Allah merahmati Al Imam Abdullah bin Mubarak yang mengatakan: “(Menyebutkan) hadits shahih itu menyibukkan (diri) dari yang dhaifnya.” Jadikanlah imam ini sebagai suri tauladan kita, jadikanlah ilmu shahih yang telah tersaring sebagai jalan (hidup) kita.

Dan (yang termasuk) dari hadits-hadits yang tersebar digunakan (sebagai dalil) di kalangan manusia pada bulan Ramadhan diantaranya:

1. “Kalaulah seandainya kaum muslimin tahu apa yang ada di dalam Ramadhan, niscaya umatku akan berangan-angan agar satu tahun Ramadhan seluruhnya. Sesungguhnya surga dihiasi untuk Ramadhan dari awal tahun kepada tahun berikutnya…” Hingga akhir hadits ini.

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (no. 1886) dan Ibnul Jauzi di dalam Kitabul Mauduat (2/188-189) dan Abul Ya'la di dalam Musnad-nya sebagaimana pada Al Muthalibul 'Aaliyah (Bab/A-B/ tulisan tangan) dari jalan Jabir bin Burdah dari Abu Mas'ud Al Ghifari.

Hadits ini maudhu' (palsu), penyakitnya pada Jabir bin Ayyub, biografinya ada pada Ibnu Hajar di dalam Lisanul Mizan (2/101) dan beliau berkata: “Masyhur dengan kelemahannya.” Juga dinukilkan perkataan Abu Nu'aim, “Dia suka memalsukan hadits,” dan Bukhari, berkata, “Mungkarul hadits” dan dari An Nasa'i, “matruk (ditinggalkan) haditsnya.”

Ibnul Jauzi menghukumi hadits ini sebagai hadits palsu, dan ibnu Khuzaimah berkata serta meriwayatkannya, “Jika haditsnya shahih, karena dalam hatiku ada keraguan pada Jarir bin Ayyub Al Bajali.”

2. “Wahai manusia, sungguh bulan yang agung telah (menaungi) kalian, bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, Allah menjadikan puasa (pada bulan itu) sebagai satu kewajiban dan menjadikan shalat malamnya sebagai amalan sunnah. Barangsiapa yang mendekatkan diri pada bulan tersebut dengan (mengharapkan) suatu kebaikan, maka sama (nilainya) dengan menunaikan perkara wajib pada bulan yang lain…. Inilah bulan yang awalnya adalah rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya adalah merupakan pembebasan dari api neraka…” sampai selesai.

Hadits ini juga panjang, kami cukupkan dengan membawakan perkataan ulama yang paling masyhur. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887) dan Al Muhamili di dalam Amalinya (293) dan Al Ashbahani dalam At Targhib (q/178, tulisan tangan) dari jalan Ali bin Zaid Jad'an dari Sa'id bin Al Musayyib dari Salman.

Hadits ini sanadnya dhaif, karena lemahnya Ali bin Zaid, berkata Ibnu Sa'ad, “Di dalamnya ada kelemahan dan jangan berhujjah dengannya,” berkata Imam Ahmad bin Hanbal, “Tidak kuat,” berkata Ibnu Ma'in, “Dhaif” berkata Ibnu Abi khaitsamah, “Lemah di segala penjuru,” dan, berkata Ibnu Khuzaimah, “Jangan berhujjah dengan hadits ini, karena jelek hafalannya.”

Demikianlah di dalam Tahdizbut Tahdzib (7/322-323). Dan Ibnu Khuzaimah berkata setelah meriwayatkan hadits ini, “Jika benar kabarnya.” Berkata Ibnu Hajar di dalam Al Athraf, “Sumbernya pada Ali bin Zaid bin Jad'an, dan dia lemah,” sebagaimana hal ini dinukilkan oleh Imam As Suyuthi di dalam Jam'ul Jawami' (no. 23714-tertib urutannya).

Dan Ibnu Abi Hatim menukilkan dari bapaknya di dalam Illalul Hadits (1/249), “Hadits yang mungkar.”

3. “Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat.”

Hadits tersebut merupakan potongan dari hadits riwayat Ibnu Adi di dalam Al Kamil (7/2521) dari jalan Nahsyal bin Sa'id, dari Ad Dhahhak dari ibnu Abbas. Nahsyal termasuk yang ditinggal (karena) dia pendusta dan Ad Dhahhak tidak mendengarkan dari ibnu Abbas. Diriwayatkan oleh At Thabrani di dalam Al Ausath (1/q 69/ Al Majma'ul Bahrain) dan Abu Nu'aim di dalam Ath Thibun Nabawiy dari jalan Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud, dari Zuhair bin muhammad, dari Suhail bin Abi Shalih dari Abi hurairah. Dan sanad hadits ini lemah.

Berkata Abu Bakar Al Atsram, “Aku mendengar Imam Ahmad -dan beliau menyebutkan riwayat orang-orang Syam dari Zuhair bin muhammad- berkata, “Mereka meriwayatkan darinya (Zuhair -pent) beberapa hadits mereka (orang-orang Syam- pent) yang dhaif itu,” Ibnu Abi Hatim berkata, “Hafalannya jelek dan hadits dia dari Syam lebih mungkar daripada haditsnya (yang berasal) dari Irak, karena jeleknya hafalan dia.” Al Ajalaiy berkata, “Hadits-hadits yang mereka riwayatkan dari ahli Syam ini tidak membuatku kagum,” demikianlah yang terdapat pada Tahdzibul Kamal (9/427).

Aku katakan: dan Muhammad bin Sulaiaman Syaami, biografinya (disebutkan) pada Tarikh Damasqus (15/q386-tulisan tangan) maka riwayatnya dari Zuhair sebagaiman dinaskhkan oleh para Imam adalah mungkar, dan hadits ini darinya.

Tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian hadits-hadits ini memiliki makna- makna yang benar, yang sesuai dengan syari'at kita yang lurus baik dari Al Qur'an maupun Sunnah, akan tetapi (hadits-hadits ini) sendiri tidak boleh kita sandarkan kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, dan terlebih lagi -segala puji hanya bagi Allah- umat ini telah Allah khususkan dengan sanad dibandingkan dengan umat-umat yang lain. Dengan sanad ini dapat diketahui mana hadits yang dapat diterima dan mana yang harus ditolak, membedakan yang shahih dari yang jelek. Ilmu sanad adalah ilmu yang paling rumit, telah benar dan baik orang yang menamainya (yakni Al Isnad) adalah: “Ucapan yang dinukil dan neraca pembenaran khabar.”

Mudah-mudahan Allah memberi rizki pada kami kebaikannya. Wahai saudaraku yang haus akan ketaatan kepada Allah, inilah sifat puasa Nabi dihadapanmu. Dan inilah petunjuknya dalam puasa Ramadhan, bersegeralah kepada kebaikan.

Wasubhaanakallahu wa bihamdika, asyhadu anlaa ilaha illa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaika.

Sumber : Ikhtisar Shifati Shaumin Nabiyyi SAW Fii Ramadhan

Oleh : Syaikh Salim bin 'Id Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid

-Bersyukur ana dapat tahu. Rupa-rupanya hadis yang selalu digembar-gemburkan waktu Ramadan ni adalah hadis yamg lemah.

Tu lah, ana dapat pengajarannya; kalau dapat sesuatu ilmu yang berkaitan dengan agam, jangan taqlid semata-mata. Ikut je membuta tuli. Sememangnya kita kena tahu sumbernya dari mana, asli ke tak. Kita kena kaji...

Macam juga Al-Quran,panduan wahyu dan sumber agama yang wajib kita ikut. Tak semestinya dengan tadabbur je kita dpt faham maksud kandungan yang Allah nak terangkan. Kita kena buka buku tafsir dan kaji.Sebelum tu, kita kena tahu dulu pentafsir itu, adakah dari orang yang betul-betul diiktiraf dan sumbernya asli? Atau pentafsir u saja-saja je tulis tafsir ikut pandangan dia sendiri? Memang ada ayat yang Allah sampaikan tersurat, namun ada ayat yang tersirat.

Contoh: "warka'uu ma'ar raaqi'iin..." "Dan rukuklah bersama orang yang rukuk".
Persoalannya; adakah solat tuh, Allah suruh kita ruku' je?
Sudah tentu tak.

Ni lah namanya majaz juz'iyyah.

Kalau kita tidak betul-betul memahami ayat yang Allah nak sampaikan, bukannya kita mengelakkan sesat, malah bertambah sesat...

Wednesday, August 12, 2009

AhLaN BiNa Ya RaMaDaN

Ramadhan yang penuh kelimpahan kebaikan dan keutamaan, akan dapat dirasakan dan diraih bilamana ilmu tentang Ramadhan difahami dengan baik.Bayangkan, para generasi awal Islam sangat merindukan bertemu dengan bulan suci ini. Mereka berdo’a selama enam bulan sebelum kedatangannya agar mereka dipanjangkan umurnya sehingga bertemu dengan Ramadhan.

Bila Ramadhan tiba, mereka sungguh-sungguh meraih kebaikan dan keutamaan Ramadhan. Dan ketika mereka berpisah dengan Ramadhan, mereka berdo’a selama enam bulan seterusnya, agar kesungguhannya diterima Allah swt. Kerinduan itu ada pada diri mereka, karena mereka sedar dan faham betul keutamaan dan keistimewaan Ramadhan.

Bagaimana menyambut bulan Ramadhan? Berikut kami kemukakan “8 Tips Menyambut Ramadhan”:

1 Berdoa agar Allah swt. memberikan umur panjang kepada kita sehingga kita berjumpa dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sihat. Dengan keadaan sihat, kita boleh melaksanakan ibadah secara maksimal: puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahawa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan. Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad dan Tabrani)

2. Pujilah Allah swt. karena Ramadhan telah diberikan kembali kepada kita.
Imam An Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata: ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah swt. kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan.

3. Bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan.
Rasulullah saw. selalu memberikan khabar gembira kepada para sahabatnya setiap kali datang bulan Ramadhan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

4 .Rancangkan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan sangat singkat, oleh itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang akan membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.

5. Kuatkan azam, bulatkan tekad untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah swt., maka Allah swt. akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktiviti-aktiviti kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” Muhamad:21.

6. Fahami fiqh Ramadhan.
Setiap mukmin wajib hukumnya beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar amaliyah Ramadhan kita benar dan diterima oleh Allah swt. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahu.” Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Buatlah persediaan untuk qalbu dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs – pembersihan jiwa.
Hadiri majlis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental, dan jiwa kita bersedia untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. di bulan Ramadhan.

8. Tinggalkan dosa dan maksiat.
Isi Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Lembaran baru kepada Allah, dengan taubat yang sebenarnya taubatan nashuha. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” An-Nur:31. Lembaran baru kepada Muhammad saw., dengan menjalankan sunnah-sunnahnya dan melanjutkan risalah dakwahnya. Kepada orang tua, isteri dan anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahim. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, “Manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Semoga Allah swt. memanjangkan umur kita sehingga berjumpa dengan Ramadhan. Dan selamat meraih kebaikan-kebaikannya. Amin ya Rabbana. Allahu a’lam.

Sunday, August 09, 2009

ke.mati.an

dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Memang benar dan lagi tepat.kematian itu adalah sebaik-baik peringatan buat yang hidup.
kematian adalah sesuatu yg amat perit,sukar,sakit..masyaAllah..dan pasti dilalui oleh setiap hamba yang hidup. bilakah kali terakhir anda mengingatinya?!

pernah dalam sebuah perbualan:

hamba 1:sepatutnya bila kita nak meninggal (mati),kita gembira.....sangat.sebab nak
berjumpa dengan Allah. :)

hamba 2:gembira? masyaAllah.itu jika seseorang itu benar2 telah bersedia dengan
ajalnya.

hamba 1:kenapa tak bersedia pula?!

hamba 2:sebab kematian kan datang tiba-tiba.kita tak tahu.

hamba 1:bukankah kita seorang hamba.memang diciptakan untuk menyembahNya,melakukan
ketaatan kepadaNya.orang yang tak bersedia itu kerana dia tak sedar akn kematian!!

hamba 2:masyaAllah..

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

anda tergolong yang mana?

ketahuilah,orang yang sentiasa merasakan akan kematian,hidupnya sentiasa tergesa2 dalam melaksanakan tugasnya,tanggungjawabnya,amal ibadahnya.maksud tergesa2 bukanlah bermakna tergopoh gapah.tetapi dia selalu bersegera dalam tindakannya.kerana dia tidak tahu bila gilirannya,yang datang tiba2 itu.dia tidak tahu sempatkah melaksanakan semua amanahnya.dia tidak tahu amalan apakah yang terakhir buatnya.

dia tidak menggunakan masanya dengan bersantai2.perbualan kosong.termenung kosong.
ber-angan-angan.berkata sesuatu yang tidak baik.ketawa sepanjang masa.melakukan perkara yang dilarang.malah dia tidak suka melakukan perkara yang tak memberinya manfaat yang mutlak untuk akhirat.

dengarlah Saidina Umar r.a berpesan:

Kita berjalan kepada AJAL setiap detik,
siang dan malam kita dilipat (berlalu),
Itulah tahap2 perjalanan ke akhirat.


Aku benar2 tidak pernah melihat sesuatu seperti kematian,
seolah-olah ia palsu apabila ia dilangkaui angan2.

Alangkah buruknya kecuaian pada usia yang penuh angan2.

Berangkatlah daripada dunia dengan bekalan taqwa,
Umurmu hanyalah beberapa hari yang
sedikit.

+++++++++++++++++++++++++++++++

Benar.sungguh, kita memang bergembira dengan hari-hari yang kita lalui.tetapi sedarlah, setiap hari yang berlalu mendekatkan kita kepada ajal.

kerna itulah kita semua tidak boleh bertangguh dengan masa.Apabila kita berpagi,janganlah bertangguh ke petang.dan apabila ita berpetang janganlah bertangguh ke paginya..bersegeralah dengan kebaikan.

janganlah sempatkan waktu itu,dengan melakukan kemungkaran kepada Allah atau sesuatu yang sia-sia.kelak,akan memberi penyesalan selamanya.


Rasulullah ada berpesan:

manfaatkanlah kesihatanmu untuk sakitmu,
dan hidupmu untuk matimu.

wahai hamba! sedarlah akan kematian.Ingatlah ayat ini:

"Inna li-llah wa inna ilaihi raaj'iuun"
Aku seorang hamba kepunyaan Allah,dan hanya kepadaNya jua aku akan kembali.


jadikan masa yang ada,benar2 masa yang dinilai Allah dengan kebaikan.biarkan nafasmu terputus dalam keadaan yang diredhai Allah.amiin..

selamat berjuang!!

Friday, August 07, 2009

InDaHnYa IsTiQaMaH...



"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ' Rabbunaa 'l-Laahu ' kemudian mereka istiqaamah (meneguhkan pendirian), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan),'Janganlah kalian takut dan janganlah kalian sedih dan bergembiralah dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepada kalian" (QS. Fush-shilat:30)

Langit diatas kita yang terbentang sejauh mata memandang terkadang ia berwarna biru cerah dan terkadang awan-awan berarak-arak menghiasinya, indah dan menyejukkan, namun ia terkadang menghitam gelap menakutkan dan serasa kurang bersahabat. Dan ia adalah ciptaan Allah.....

Demikian pula bumi yang kita injak-injak, kita ludahi, kita penuh sesaki dengan sampah dan kotoran, adakalanya ia begitu indah menawan, menenteramkan hati dan adakalanya pula ia serasa menjauh, menolak kehadiran kita, dan iapun ciptaan Allah juga.....
Mereka adalah diantara ciptaan-ciptaan Allah yang tidak pernah lepas dari orbit kepatuhan, lintasan keta'atan dan posisi kepasrahan.

Alangkah indahnya istiqomah mereka.....

Ketundukan mereka akan peranannya begitu wajar, keta'atan mereka adalah tidak dipaksakan. Tulus...Kita...??? Bagaimana dengan kita...???
Meneguhkan pendirian bahwa Rabb kita adalah Allah dan memelihara konsisten kita sebagai hamba sahaya diantara hamba-hamba Allah lainnya adalah perjuangan yang berat. Dan seringkali ia harus dibayar mahal dengan menitiskan air mata, mengeluarkan keringat dan mengalirkan darah.

Mungkin perjuangan untuk tetap istiqomah harus berakhir dengan hancur remuknya tubuh di tiang salib (Khubaib bin 'Ady), atau dijerumuskan kedalam penggorengan panas yang telah penuh dengan minyak mendidih (Siti Masithoh), atau boleh jadi dengan rosaknya tubuh karena dipanggang dek panas matahari, dihentam habis-habisan dan ditusuk dengan tombak dari pangkal peha hingga ujung kepala (Sumaiyyah).
Namun....Mereka telah merasakan semerbaknya pengorbanan dan memetik buahnya yang ranum dan wangi. Mereka telah mereguk telaga kebahagiaan dan meraih kenyamanan taman syurgawi yang keni'matannya tak mungkin tertandingi oleh kehidupan kita sekarang.

Lantas, bagaimana kita...?
Rasanya ketika diperintah oleh RasululLaah SAW untuk "Amantu bi 'l-Laahi, tsumma 'staqim", maka sikap kita mungkin akan sama seperti Sufyaan bin 'Abdi 'l-Laahi iaitu dengan statement ini kita akan sibuk dan terlalu sibuk untuk tetap berupaya istiqomah dengan keimanan kita.

Pernyataan keimanan itu memerlukan penjelmaan, meminta bukti dan menuntut 'amal sholih. Memang pembuktian itu tidak harus selalu identik dengan kekerasan,keterlaluan atau penyiksaan bahkan pembunuhan, namun kalaupun itu terjadi maka sudah sewajarnyalah kita menerimanya dan meni'mati pengorbanan itu.
Pengorbanan (At-Tadhhiyyah) adalah hak setiap muslim. Setiap muslim sudah sewajarnya menuntut hak dirinya dan merelakan tubuhnya menjadi bukti pengorbanannya dalam rangka istiqomah dengan keimanannya kepada Allah SWT yang mencipta, memberi rezeqi sekaligus membeli setiap diri kita.

Istiqomah merupakan bukti tekad untuk tetap berjalan fii Sabiili 'l-Laah serta perwujudan akhlaqu 'l-kariimah. Ia adalah konsisten, resisten dan persisten.
Alangkah indahnya jika kita dapat mengakhiri kehidupan yang penuh sandiwara dan fatamorgana ini dengan istiqomah di jalanNya. Jalan yang telah ditempuh oleh para Nabi dan Rasul, para Shiddiqqiin (golongan yang jujur dengan syahadahnya), para Shoolihiin (golongan orang-orang yang sholih dan senantiasa menebar kesholihan) dan penerus-penerusnya. Jalan yang menurut budak-budak nafsu dan hamba-hamba syaitan adalah jalan yang penuh onak duri, menyengsarakan, dan bodoh, namun...

Menurut kami ia adalah satu-satunya jalan yang menghantarkan kami kepada mardhoti 'l-Laah, jannahNya dan sudah pasti jalan yang indah...
"Diantara orang-orang yang beriman ada orang-orang benar dengan janjinya kepada Allah. Diantara mereka ada yang telah menunaikan janjinya (menemui syahidnya) dan diantara mereka ada yang masih menunggu-nunggu (untuk menemui syahidnya) dan sama sekali mereka tidak mengubah janjinya." (QS. Al-Ahzab:23)

Alangkah indahnya istiqomah itu... Wa 'l-Laahu a'lam bi 'sh-Showaab

Tuesday, August 04, 2009

H1N1 sUaTu EvALUaSi

Bismillahirrahmanirrahim

Bersyukur kepada Allah kerana memberikan kepadaku nikmat kesihatan supaya terus istiqamah dalam beramal soleh demi meningkatkan lagi ketaqwaan kepada Allah

Minggu ini sekolah Hidayah dicutikan kerana penyakit influenza H1N1 yang semakin merebak di negara kita sehingga tempiasnya sampai kepada kita semua

Sebelum melangkah lebih jauh ana nak kongsikan sedikit pengalaman ana tentang wabak ini.Untuk pengetahuan semua pada hari ahad yang lepas,jiran taman ana seorang kanak-kanak berumur 12 tahun meninggal dunia disebabkan penyakit H1N1 ini.Pada mulanya ana hanya mahu pergi majlis perkahwinan di rumah jiran ana tapi ana naik pelik sebab selalunya bila pergi rumah kahwin ini orang akan pasang lagu macam-macam tapi hari tu tuan rumah pasang lagu berzanji dan hampir semua orang pakai tudung walaupun ada sebelum ni yang tak pakai tudung

Jadi ana cuba memerhatikan keadaan sekeliling dan ana nampak van jenazah masuk ke dalam rumah kanak-kanak tersebut.Mayatnya diusung masuk kedalam rumah untuk disolatkan.Alhamdulillah dapat bersama sembahyangkan jenazah adik ini.Selesai solat ana jumpa kawan ana(abang dia) dan mengucapkan takziah kepadanya.Dia menceritakan bahawa adiknya telah masuk hospital sejak hari rabu lepas disebabkan demam panas dan akhirnya suspek H1N1.Berita ini masuk kedalam suratkhabar dan kenak-kanak ini merupakan mangsa yang ke-6 dalam Malaysia meninggal dunia akibat penyakit H1N1.



Kesimpulan yang ana dapat buat setelah merenung dan berfikir kenapa penyakit ini begitu cepat merebak sehingga kesannya dapat dirasai oleh warga HIDAYAH sehingga sekolah tutup selama semingguSecara zahirnya boleh kita katakan bahawa ia merupakan faktor cuaca dan persekitaran yang kurang sihat.




Namun hakikatnya Allah mahu kita semua kembali kepadaNya..kembali kepada fitrah insani..Allah mahu kita segera bertaubat kepada Allah atas segala dosa yang kita lakukan..kembali mendaulatkan syiar Allah..kembali mengagungkan kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah

Ini semua sebagi satu peringatan dari Allah supaya kita perhebatkan kembali tanggungjawab amar ma'ruf nahi mungkar yang semakin hilang dan pudar dalam masyarakat SMIH DAN SRIH.Memang tahun ini adalah tahun yang sangat mencabar dimana setiap batch ada masalah dan fiil tersendiri.Memang sebelum ini banyak kemungkaran dan kebathilan telah melata di sekolah Hidayah akibat kita menolak kebenaran ajaran Islam dan mengabaikan tugas dakwah dan tarbiah di sekolah kita yang tercinta ini

Mungkin ini adalah sebagai satu pembersihan dari segi rohani yang Allah datangkan kepada kita semua kepada kita dan juga sebagai titik permulaan kepada kita semua untuk menghancurkan dan meninggalkan segala kemungkaran dan sifat jahiliah yang telah lama bertaak dalam hati warga HIDAYAH

fIRMAN ALLAH :

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib sesuatu kaum itu sehingga kaum itu sendiri yang mengubahnya "

Oleh itu masih ada ruang dan waktu untuk kita perbaiki keadaan sahsiah diri dan hati kita kerana bala Allah tidak datang kepada orang yang berbuat maksit sahaja namun ia datang kepada semua meskipun didalamnya ada golongan orang soleh.Ingatlah bahawasanya Islam dan dakwah itu tidak memerlukan kita tapi kita yang memerlukan Islam dan Dakwah itu sendiri. ISLAH NAFSAKA WAD'U GHAIRAKA







Akhir kalam mari kita renungkan kata pujangga yang indah ini :
"Alangkah indahnya jika Islam itu letaknya di hati bukan disisi"

nota : Tanggungjawab Pemuda

Bismillahirrahmanirrahim

nota ringkas, petikan daripada ;
'TANGGUNGJAWAB PEMUDA ISLAM HARI INI' tulisan Sayyid Abul A'la Al Maududi

Pemuda adalah harapan setiap bangsa untuk mengembalikan keagungan mereka.


Pemuda Islam perlukan:

1) Fikir tentang umat lebih banyak dari fikir diri sendiri.

2) Faham dakwah dan cara kerja yang betul -- Dakwah kurun ke 15 Hijrah.

3) Hanya satu dakwah yang boleh menyelamat manusia - ISLAM (5:3) manusia sedang menunggu-nunggu.

4) Ianya perlukan pengorbanan (Kesah Seerah Nabi dan Sahabat)

5) Fikrah Islam hendaklah tulen (tanpa seleweng , tambah atau kurang). (sedarlah,) musuh telah cuba merosakkan Islam.

" Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (3:85)


Tugas kita:


• Menceritakan hakikat Islam dengan jelas(teori).
• Mengajak beramal dengan Islam yang syumul (amali).
• Menjadikan Al-Quran & Sunnah rujukan utama.(manhaj hidup)
• Berjuang terus hingga mati.
Slogan & keyakinan kita :
• ‘Allah matlamat - Rasul Ikutan - Quran perlembagaan - Jihad jalan & Mati syahid cita-cita tertinggi’.
• Berkeyakinan diri ; kita adalah 'tuan' di bumi ini. Kemenangan adalah milik kita.

Titik kekuatan:

Iman (8:65)

" Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua
ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu,
mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan
orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti." [8:65]


Ukhuwwah (8:46)

" Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." [8:46]

Zahir (Tubuh badan, senjata, peralatan, pengurusan dsb) (8:60)

" Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)." [8:60]


Program kita:


• Individu Muslim
• Rumahtangga Muslim
• Ummat Islam
• Kerajaan Islam
• Watan Islam (Tanahair)
• Menawan balik negeri Islam yang dirampas.
• Menjadi pemerintah dunia.(Ustaziyatul-Alam)

Lain-lain---

• Cita-cita kita disangka angan-angan oleh manusia. Siapa tidak yakin kearah ini maka sila cari cara & jalan lain.
• Kita bukan lemah (3:173)


"(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada
orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." [3:173]

• Kita tidak akan memisahkan agama dan negara, solat dan masyarakat dll. Mengapa orang sangat memperelokkan solat tetapi melalaikan bidang Islam yang lain?
• Orang Islam ialah: Pendita dimalam hari dan satria disiangnya.
• Kita tidak mengabaikan negara dan bangsa kita tapi semuanya kerana Iman.
• Kebangsaan kita adalah semua negara Islam.
• Kita hendaklah maju dalam semua perkara kerana kemunduran akan merosakkan kita.
• Hendaklah melepaskan dari sebarang fahaman lain selain Islam.(tajarrud)
• Hendaklah menguntukkan seluruh tenaga dan masa untuk Akidah ini.
• Kita akan capai antara 2 kebaikan: Menang atau Syahid.
• Siapa yang masih teragak-teragak dan berdolak dalih, Tentera Allah akan terus berjalan meninggalkannya tanpa mengira sedikit atau ramai.Allah boleh gantikannya dengan orang lain


"Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudaratan kepada-Nya sedikit pun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
[9:39-40]


Siapa yang masih kedekut harta untuk berkorban, Allah gantikan dengan orang lain

"Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada
jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir
sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang
Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini)." [47:38]

WallahuA'lam. Moga bermanfaat